SEJARAH PERKEMBANGAN
UIN-ALAUDDIN MAKASSAR
Sejarah perkembangan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang dulu Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar melalui beberapa fase yaitu:
1. Fase tahun 1962 s.d
1965
Pada mulanya IAIN
Alauddin Makassar yang kini menjadin UIN Alauddin Makassar berstatus Fakultas
Cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, atas desakan Rakyat dan Pemerintah
Daerah Sulawesi Selatan serta atas persetujuan Rektor IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 75
tanggal 17 Oktober 1962 tentang penegerian Fakultas Syari'ah UMI menjadi
Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal
10 Nopember 1962. Kemudian menyusul penegerian Fakultas Tarbiyah UMI menjadi
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal
11 Nopember 1964 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 91 tanggal 7 Nopember
1964. Kemudian Menyusul pendirian Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta cabang Makassar tanggal 28 Oktober 1965 dengan Keputusan Menteri
Agama Nomor 77 tanggal 28 Oktober 1965.
2. Fase tahun 1965 s.d
2005
Dengan mempertimbangkan
dukungan dan hasrat yang besar dari rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi
Selatan terhadap pendidikan dan pengajaran agama Islam tingkat Universitas,
serta landasan hukum Peraturan Presiden Nomor 27 tahun 1963 yang antara lain
menyatakan bahwa dengan sekurang-kurangnya tiga jenis fakultas IAIN dapat
digabung menjadi satu institut tersendiri sedang tiga fakultas dimaksud telah
ada di Makassar, yakni Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas
Ushuluddin, maka mulai tanggal 10 Nopember 1965 berstatus mandiri dengan nama
Institut Agama Islam Negeri Al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah di Makassar
dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 79 tanggal 28 Oktober 1965.
Penamaan IAIN di
Makassar dengan “Alauddin” diambil dari nama raja Kerajaan Gowa yang
pertama memuluk Islam dan memiliki latar belakang sejarah pengembangan Islam di
masa silam, di samping mengandung harapan peningkatan kejayaan Islam di masa
mendatang di Sulawesi Selatan pada khususnya dan Indonesia bahagian Timur pada
umumnya. Sultan Alauddin adalah raja Gowa XIV tahun 1593-1639, (kakek/datok)
dari Sultan Hasanuddin Raja Gowa XVI, dengan nama lengkap I Mangnga'rangi Daeng
Manrabbia Sultan Alauddin, yang setelah wafatnya digelari juga dengan Tumenanga
ri Gaukanna (yang mangkat dalam kebesaran kekuasaannya), demikian menurut satu
versi, dan menurut versi lainnya gelar setelah wafatnya itu adalah Tumenanga ri
Agamana (yang wafat dalam agamanya). Gelar Sultan Alauddin diberikan kepada
Raja Gowa XIV ini, karena dialah Raja Gowa yang pertama kali menerima agama
Islam sebagai agama kerajaan. Ide pemberian nama “ Alauddin ” kepada IAIN yang
berpusat di Makassar tersebut, mula pertama dicetuskan oleh para pendiri IAIN “
Alauddin” , di antaranya adalah Andi Pangeran Daeng Rani, (cucu/turunan) Sultan
Alauddin, yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan, dan Ahmad Makkarausu
Amansyah Daeng Ilau, ahli sejarah Makassar.
Pada Fase ini, IAIN
(kini UIN) Alauddin yang semula hanya memiliki tiga (3) buah Fakultas,
berkembang menjadi lima (5) buah Fakultas ditandai dengan berdirinya
Fakuktas Adab berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 148 Tahun 1967 Tanggal
23 Nopember 1967, disusul Fakultas Dakwah dengan Keputusan Menteri Agama RI
No.253 Tahun 1971 dimana Fakultas ini berkedudukan di Bulukumba (
153 km arah selatan kota Makassar), yang selanjutnya dengan Keputusan
Presiden RI No.9 Tahun 1987 Fakultas Dakwah dialihkan ke Makassar,
kemudian disusul pendirian Program Pascasarjana (PPs) dengan Keputusan Dirjen
Binbaga Islam Dep. Agama No. 31/E/1990 tanggal 7 Juni 1990 berstatus kelas jauh
dari PPs IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kemudian dengan Keputusan
Menteri Agama RI No. 403 Tahun 1993 PPs IAIN Alauddin Makassar menjadi PPs yang
mandiri.
3. Fase Tahun 2005 s.d
sekarang
Untuk merespon tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan mendasar atas lahirnya
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 di mana jenjang
pendidikan pada Departemen Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I,
telah disamakan kedudukannya khususnya jenjang pendidikan menegah, serta untuk
menampung lulusan jenjang pendidikan menengah di bawah naungan Departemen
Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I, diperlukan perubahan status
Kelembagaan dari Institut menjadi Universitas, maka atas prakarsa pimpinan IAIN
Alauddin periode 2002-2006 dan atas dukungan civitas Akademika dan Senat
IAIN Alauddin serta Gubernur Sulawesi Selatan, maka diusulkanlah konversi
IAIN Alauddin Makassar menjadi UIN Alauddin Makassar kepada Presiden R.I
melalui Menteri Agama R.I dan Menteri Pnedidikan Nasional R.I. Mulai 10 Oktober
2005 Status Kelembagaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar
berubah menjadi (UIN) Universitas Islam Negeri Alauddinn Alauddin
Makassar berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia No 57
tahun 2005 tanggal 10 Oktober 2005 yang ditandai dengan peresmian
penandatanganan prasasti oleh Presiden RI Bapak DR H Susilo Bambang Yudhoyono
pada tanggal 4 Desember 2005 di Makassar.
Dalam perubahan status
kelembagaan dari Institut ke Universitas , UIN Alauddin Makasar mengalami
perkembangan dari lima (5) buah Fakutas menjadi 7 (tujuh) buah Fakultas dan 1
(satu) buah Program Pascasarjana (PPs) berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI
Nomor 5 tahun 2006 tanggal 16 Maret 2006, yaitu:
- Fakuktas Syari'ah dan Hukum
- Fakuktas Tarbiyah dan Keguruan
- Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat
- Fakultas Adab dan Humaniora
- Fakultas Dakwah dan Komunikasi
- Fakultas Sains dan Teknologi
- Fakultas Ilmu Kesehatan.
- Program
Pascasarjana(PPs)
ARTI LAMBANG
- Bentuk lambang adalah garis
lengkung membentuk lima sudut, melambangkan sila dari Pancasila;
- Dua bulu angsa yang pangkalnya
berbentuk pena, melambangkan keilmuan;
- Konfigurasi kubah mesjid yang
dibentuk oleh lengkungan bulu angsa dan pita melambangkan keislaman;
- Kitab Al-Qur'an yang terbuka, melambangkan
dasar keilmuan Islam;
- Garis 17 ( tujuh belas ) pada
pita, garis 8 (delapan) pada kitab Al-Quran dan garis 45 ( empat puluh
lima ) pada kedua belah bulu angsa , melambangkan hari kemerdekaan
Indonesia;
- Tiga simpul pada pangkal bulu
angsa, melambangkan kesatuan iman, Islam dan ihsan;
- Warna dasar Hijau daun
melambangkan kedamaian dan warna kuning tua pada garis lengkung
melambangkan kemuliaan dan kebesaran jiwa;
- Gambar perahu Pinisi dengan dua
tiang dan tujuh layarnya berkembang di antara Al-Quran dan tiga simpul
pada pangkal bulu angsa merupakan ciri khas daerah tempat Uin Alauddin
berada;
- Tulisan UIN Alauddin Makassar
berwarna hitam terletak ditengah - tengah pita.
Coy coy
ReplyDelete