Tugas
: Manajemen Keuangan
Dosen : Prof. Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si
Resume
DEVIDEND POLICY
Oleh
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
DEVIDEND POLICY
Pendapatan korporasi
yang dibagikan kepada pemegang saham disebut sebagai Deviden (Devidend).
Deviden dibayarkan baik dalam cash maupun dalam bentuk saham yang biasanya
diterbitkan secara kuartalan. Saham hanya akan dibayarkan diluar laba ditahan
dan tidak dari modal yang ditanamkan yang berbentuk modal saham (capital stock)
atau dari kelebihan yang diterima di atas par. Pada umumnya apabila pendapatan
korporasi stabil maka untuk pembayaran deviden juga akan stabil.
Kebijakan dividen adalah keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan
investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba
sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana intern atau keuangan internal. Sebaliknya
jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan
pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan
dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau
penentuan struktur modal secara keseluruhan.
Kebijakan dividen merupakan
kebijakan yang mempersoalkan sebaiknya kapan (artinya, dalam keadaaan seperti
apa) dan berapa bagian dari laba perusahaan yang dicapai dalam suatu periode,
yang didistribusikan kepada para pemegang saham dan yang ditahan didalam
perusahaan, dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan
nilai perusahaan. Kebijakan dividen ini sangat penting artinya bagi manajer
keuangan, karena seorang manajer harus memperhatikan kepentingan perusahaan,
pemegang saham, masyarakat dan pemerintah.
Kebijakan dividen (dividen
policy) adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan
dividen. Kebijakan deviden didefinisikan sebagai kebijakan yang terkait
dengan pembayaran dividen oleh perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran
dan besarnya laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan.
Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen.
Ketika perusahaan membuat kebijakan
dividen, maka perusahaan akan melihat sejumlah masalah lain yang dihubungkan
dengan konsep-konsep teoritis mengenai pembayaran dividen dan penilaian
perusahaan.
Faktor-faktor berikut inilah yang
biasanya harus dianalisis oleh perusahaan ketika membuat keputusan kebijakan
dividen :
a) Aturan-aturan Hukum.
b) Kebutuhan Pendanaan Perusahaan.
c) Likuiditas.
d) Kemampuan untuk Meminjam.
e) Batasan-batasan dalam Kontrak Utang.
f) Pengendalian.
Pertanyaan :
1.
Teori Dividen
Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller.
Menurut
Modigliani dan Miller (MM), nilai
suatu perusahaan tidak ditentukan oleh
besar kecilnya presentase laba yang dibayarkan kepada pemegang
saham dalam bentuk uang tunai atau DPR (Dividen Payout Ratio),
tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum
pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax)
dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut
MM, dividen adalah tidak relevan.
Pernyataan
ini didasarkan pada beberapa asumsi penting
yang lemah seperti : (1) Pasar modal
sempurna dimana semua investor adalah rasional,
(2) Tidak ada biaya emisi saham baru
jika perusahaan menerbitkan saham baru, dan (3)
Tidak ada pajak Kebijakan investasi perusahaan
tidak berubah.
Sedangkan
kenyataannya : (1) Pasar modal yang
sempurna sulit ditemui, (2) Biaya emisi
saham baru pasti ada, (3) Pajak pasti ada,
dan (4) Kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin
tidak berubah.
2.
Cara pembayaran terhadap pemegang saham
dalam kebijakan deviden
Kebijakan
dividen dengan presentase tetap pembayaran dividen tunai (constant – payout –
ratio divident policy) adalah kebijakan dividen yang didasarkan dengan
presentase tertentu dari pendapatan. Rasio pembayaran dividen adalah
presentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam
bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per
saham. Jumlah pembayaran dividen dengan presentase tetap dari EPS akan
mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat laba menurun,
pembayaran dividen juga menurun, dan hal ini akan menyebabkan harga saham
menurun.
3. Investor
lebih suka menerima dividen dari pada Perolehan modal (Capital Gains)
Investor
lebih suka menerima dividen dari pada Perolehan modal (Capital Gains) karena
Investor memandang keuntungan dividen (dividend yield)
lebih pasti dari pada keuntungan capital gains
(capital gains yield). Perlu diingat bahwa
dilihat dari sisi investor, biaya modal
sendiri dari laba ditahan adalah tingkat
keuntungan yang disyaratkan investor pada
saham. Laba ditahan adalah keuntungan dari dividen (dividend yield)
ditambah keuntungan
dari capital gains (capital gains yield).
No comments:
Post a Comment