Monday, December 17, 2012

HIDROPONIK


ilustrasi

Hidroponik adalah menanam tanaman tanpa tanah, yang sudah menjadi sistem skala besar dalam budidaya pertanian.

Hidroponik berkembang dari kultur air, yaitu suatu metode menanam tanaman dalam laboratorium. Dalam metode ini, tanaman ditanam pada larutan hara atau benda padat seperti pasir kwarsa yang dialiri larutan hara.

Berdasarkan media tanaman yang dipakai, ada tiga metode hidroponik, yaitu kultur air, kultur pasir, dan kultur bahan berpori.

Di Indonesia berhidroponik dengan kultur pasir dan bahan berpori paling banyak dipraktekkan, karena perlakuan dan perawatan tanamannya tidak begitu rumit. Di Jepang metode kultur air yang lebih banyak berkembang, sebab telah tersedia sarana yang serba modern.

Pada metode kultur air, tanaman di tanam pada wadah berisi air. Biasanya akar tanaman terendam dalam air yang mengandung larutan hara. Agar tanaman tumbuh baik, kandungan oksigen dalam media tanam harus cukup dengan menyuplainya terus-menerus lewat aliran udara. Untuk memudahkan suplainya, ada yang membuat larutan mengalir dengan tanaman berdiri pada rockwool yang telah cukup aerasinya. Sistem serupa ini dikenal dengan sebutan NFT (Nutrient Flow Technique). Derajat keasaman (pH) air dipertahankan 6 - 7, untuk menjaga keseimbangan jumlah unsur anion dan kation yang larut didalamnya.

Metode kultur pasir dan kultur media berpori hampir sama saja tekniknya. Perbedaan keduanya terletak pada jenis media tanam saja. Pada kultur pasir digunakan media pasir. Kultur media berpori menggunakan pecahan genting, kerikil, pecahan batu merah dan batu apung. Semua media itu hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan penerus larutan serta air yang berlebihan atau yang tidak diperlukan tanaman. Karena itu tanaman harus disuplai larutan hara secara kontinu. Larutan hara yang diberikan mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, biasanya disebut garam pupuk.

Pada dasarnya semua tanaman dapat dihidroponikkan, kecuali mungkin jenis tanaman sukulen yang kurang tahan kelembapan tinggi. Sedang pot yang baik untuk berhidroponik terbuat dari plastik. Pot tanah liat kurang baik, karena menyerap air dan mengundang jamur.

Tanaman hidroponik membutuhkan perawatan teliti. Tepat kuantitas dan lengkap unsur hara atau garam pupuk yang diberikan menentukan sukses tidaknya berhidroponik.

Tanaman hidroponik dapat memberikan produktivitas yang tinggi, tapi hemat dalam penggunaan lahan. Penanaman tidak dipengaruhi iklim, sehingga usaha penanamannya dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Usaha penanaman secara hidroponik ini sangat membantu penghijauan lingkungan pada daerah yang tidak memungkinkan untuk bercocok tanam secara tradisional, seperti di kota-kota besar yang lahannya sangat terbatas dan banyak bangunan beton, gedung perkantoran dan pencakar langit, serta daerah-daerah yang persediaan air kurang.
Sumber : TRUBUS – TH XXV – JULI 1994

No comments:

Post a Comment

TUGAS 5. KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN PERTANIAN

Tugas Kebijakan dan Perencanaan Pembangunan Pertanian untuk Mahasiswa Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Indonesia (UM...