Wednesday, November 14, 2012

BUDIDAYA ANGGUR


ilustrasi

Berdasarkan iklim dan tempat tumbuhnya, anggur yang dibudidayakan di Indonesia dapat dibedakan atas dua tipe. Pertama, yang tumbuh baik di dataran rendah(ketinggian 0-300m dpl) dengan iklim kering (musim kering lebih dari 3,5 bulan). Kedua, yang cocok tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan iklim agak basah (musim hujan kurang dari 3 bulan).

Tanaman anggur tipe pertama menyukai tempat tumbuh yang tanahnya jarang, berkerikil. Varietas yang terkenal antara lain Probolinggo Biru, Alphonso Lavalle, Probolinggo Putih, Situbondo Kuning, Gros Colman, Delaware, Muscat D’ Alexandria, Golden Champion, Sultana, Thompson, yang semuanya tergolong anggur eropa Vitis vinifera. Anggur inilah yang sering dimakan sebagai buah meja, karena buahnya kecil-kecil, dan manis rasanya.

Tanaman anggur tipe kedua cocok ditanam di lahan yang tanahnya berat, agak berat, dan tidak berkapur. Varietas yang terkenal adalah Isabella, Brilliant, Beacon, White Malaga, dan Curmen. Semua tergolong anggur amerika Vitis labrusca. Ukuran buahnya besar-besar, rasanya banyak yang masam, dan di luar negeri hasil buahnya diolah jadi anggur minuman.

Anggur vitis labrusca dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran tinggi 1.000 m dpl., dengan curah hujan ideal 800 mm/tahun, suhu udara 25-30oC, dan mendapat sinar matahari 50-80%.
Diantara sekian banyak varietas anggur, yang telah berkembang secara komersial di Indonesia adalah anggur bali (berasal dari pembiakan Alphonso dan Lavalle-2) dengan produksi 15-25 kg per pohon, dan Probolinggo Biru-81 (berasl dari kebun Banjar sari, Probolinggo) dengan produksi 12-20 kg per pohon.
Anggur bali berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna kehitaman, manis rasanya. Anggur probolinggo biru berbentuk bulat telur, berwarna merah kehitaman, manis rasanya. Kedua anggur ini cocok digunakan sebagai buah meja.
Seperti varietas anggur vitis vinifera, anggur bali dan probolinggo biru cocok ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 300 m dpl yang memiliki 3-4 bulan musim kering per tahun. Tempat tumbuhnya tanah alluvial dan grumosol yang banyak mengandung pasir dan kerikil, tapi subur, gembur, dan berpengairan baik. Air tanahnya tidak lebih dari 1 m di bawah permukaan tanah. Kemasaman tanah (pH) berkisar 6-7.

Di Indonesia anggur ditanam dengan merambatkan tanaman pada para-para, agar mudah diatur pertumbuhannya. Para-paranya bisa dibuat dari kayu dan bambu setinggi 1,5-2 m. cabang tanaman yang tumbuh di para-para diatur membentuk bangunan percabangan yang arahnya teratur, sehingga sinar matahari dapat diterima oleh tanaman secara merata.

Pembentukan Tanaman Berlangsung Bertahap
Tahap pertama dilakukan setelah tanaman tumbuh melebihi para-para (berumur 9-12 bulan), dengan memangkas batangnya setinggi para-para. Tajuk tertinggi dipangkas. Tujuannya ‘membentuk pohon’ dan agar tunas-tunasnya tumbuh sehat. Pemotongan dilakukan pada cabang yang telah berwarna cokelat.

Pembentukan tahap kedua (umur dua tahun) dilakukan pada tunas-tunas yang tumbuh memanjang sekitar 2 m dari tunas yang tumbuh 2 minggu setelah pemangkasan pertama. Tunas paling atas dimaksudkan untuk membentuk cabang primer.

Pembentukan tahap ketiga (umur tiga tahun) dengan memangkas cabang primer hasil pemangkasan kedua setelah mencapai panjang 1 m. Caranya, cabang primer ditarik dan diluruskan lagi seperti pemangkasan kedua dengan tujuan membentuk sekunder.

Pada pembentukan tahap keempat pemangkasan dilakukan pada cabang atau tunas sekunder yang telah memanjang 1 m, dengan tujuan membentuk cabang tersier atau cabang buah. Setelah diperoleh cabang tersier, pembentukan atau pemangkasan cabang tanaman dihentikan.

Pemangkasan itu dilakukan pada bagian cabang yang telah berwarna cokelat
Pada anggur yang tumbuh lambat sehingga beruas cabang pendek (bali, probolinggo biru), pemangkasannya menyisakan 2-4 mata pada setiap cabangnya. Pada anggur yang tumbuhnya sedang seperti probolinggo putih, pemangkasan menyisakan 5-10 mata pada setiap cabang. Pada varietas yang tumbuh cepat seperti Isabella, pemangkasan menyisakan 10 mata pada setiap cabangnya.

Sebulan sebelum dipangkas tanaman jangan diairi, agar pertumbuhannya terhambat. Kemudian dua sampai tiga hari sebelum dipangkas tanaman diairi kembali sampai berbunga dan buahnya kelihatan berpupur. Tanda tanaman anggur siap dipangkas, jika tunas yang masih muda segera mengeluarkan air.

Tanaman muda membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya, demikian pula tanaman anggur menjelang berbunga sampai saat buahnya siap petik. Kalau tak ada hujan atau pengairan teknis, tanaman itu harus disiram setiap hari minimal dua kali, yaitu pagi dan sore. Penyiraman dihentikan menjelang buah dipanen.
Anggur yang penyiramannya dilakukan setiap hari perlu diberi mulsa (penutup tanah dari jerami atau rumput kering) setebal 5-10 cm.

Untuk mendapatkan buah anggur yang seragam dan besar, 30-40 hari sesudah bunga mulai keluar, buah dalam satu tandan (dompolan) dikurangi 6-40%, agar masaknya buah bisa merata dan ukuran butiran buah besar-besar.
Sumber : TRUBUS – TH XXV – AGUSTUS 1994

No comments:

Post a Comment

TUGAS 5. KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN PERTANIAN

Tugas Kebijakan dan Perencanaan Pembangunan Pertanian untuk Mahasiswa Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Indonesia (UM...