ilustrasi
Berdasarkan iklim dan tempat
tumbuhnya, anggur yang dibudidayakan di Indonesia dapat dibedakan atas dua
tipe. Pertama, yang tumbuh baik di dataran rendah(ketinggian 0-300m dpl) dengan
iklim kering (musim kering lebih dari 3,5 bulan). Kedua, yang cocok tumbuh di
dataran rendah sampai pegunungan dengan iklim agak basah (musim hujan kurang
dari 3 bulan).
Tanaman anggur tipe pertama
menyukai tempat tumbuh yang tanahnya jarang, berkerikil. Varietas yang terkenal
antara lain Probolinggo Biru, Alphonso Lavalle, Probolinggo Putih, Situbondo
Kuning, Gros Colman, Delaware, Muscat D’ Alexandria, Golden Champion, Sultana,
Thompson, yang semuanya tergolong anggur eropa Vitis vinifera. Anggur inilah yang sering dimakan sebagai buah
meja, karena buahnya kecil-kecil, dan manis rasanya.
Tanaman anggur tipe kedua cocok
ditanam di lahan yang tanahnya berat, agak berat, dan tidak berkapur. Varietas
yang terkenal adalah Isabella, Brilliant, Beacon, White Malaga, dan Curmen.
Semua tergolong anggur amerika Vitis
labrusca. Ukuran buahnya besar-besar, rasanya banyak yang masam, dan di
luar negeri hasil buahnya diolah jadi anggur minuman.
Anggur vitis
labrusca dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran tinggi 1.000 m
dpl., dengan curah hujan ideal 800 mm/tahun, suhu udara 25-30oC, dan
mendapat sinar matahari 50-80%.
Diantara sekian banyak varietas
anggur, yang telah berkembang secara komersial di Indonesia adalah anggur bali
(berasal dari pembiakan Alphonso dan Lavalle-2) dengan produksi 15-25 kg per
pohon, dan Probolinggo Biru-81 (berasl dari kebun Banjar sari, Probolinggo)
dengan produksi 12-20 kg per pohon.
Anggur bali berbentuk bulat
sampai bulat telur, berwarna kehitaman, manis rasanya. Anggur probolinggo biru
berbentuk bulat telur, berwarna merah kehitaman, manis rasanya. Kedua anggur
ini cocok digunakan sebagai buah meja.
Seperti varietas anggur vitis vinifera, anggur bali dan
probolinggo biru cocok ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 300 m dpl
yang memiliki 3-4 bulan musim kering per tahun. Tempat tumbuhnya tanah alluvial dan grumosol yang banyak mengandung pasir dan kerikil, tapi subur,
gembur, dan berpengairan baik. Air tanahnya tidak lebih dari 1 m di bawah
permukaan tanah. Kemasaman tanah (pH) berkisar 6-7.
Di Indonesia anggur ditanam dengan
merambatkan tanaman pada para-para, agar mudah diatur pertumbuhannya.
Para-paranya bisa dibuat dari kayu dan bambu setinggi 1,5-2 m. cabang tanaman
yang tumbuh di para-para diatur membentuk bangunan percabangan yang arahnya
teratur, sehingga sinar matahari dapat diterima oleh tanaman secara merata.
Pembentukan Tanaman Berlangsung Bertahap
Tahap pertama dilakukan setelah
tanaman tumbuh melebihi para-para (berumur 9-12 bulan), dengan memangkas
batangnya setinggi para-para. Tajuk tertinggi dipangkas. Tujuannya ‘membentuk
pohon’ dan agar tunas-tunasnya tumbuh sehat. Pemotongan dilakukan pada cabang
yang telah berwarna cokelat.
Pembentukan tahap kedua (umur dua
tahun) dilakukan pada tunas-tunas yang tumbuh memanjang sekitar 2 m dari tunas
yang tumbuh 2 minggu setelah pemangkasan pertama. Tunas paling atas dimaksudkan
untuk membentuk cabang primer.
Pembentukan tahap ketiga (umur
tiga tahun) dengan memangkas cabang primer hasil pemangkasan kedua setelah
mencapai panjang 1 m. Caranya, cabang primer ditarik dan diluruskan lagi
seperti pemangkasan kedua dengan tujuan membentuk sekunder.
Pada pembentukan tahap keempat
pemangkasan dilakukan pada cabang atau tunas sekunder yang telah memanjang 1 m,
dengan tujuan membentuk cabang tersier atau cabang buah. Setelah diperoleh
cabang tersier, pembentukan atau pemangkasan cabang tanaman dihentikan.
Pemangkasan itu dilakukan pada bagian cabang yang telah berwarna
cokelat
Pada anggur yang tumbuh lambat
sehingga beruas cabang pendek (bali, probolinggo biru), pemangkasannya
menyisakan 2-4 mata pada setiap cabangnya. Pada anggur yang tumbuhnya sedang
seperti probolinggo putih, pemangkasan menyisakan 5-10 mata pada setiap cabang.
Pada varietas yang tumbuh cepat seperti Isabella,
pemangkasan menyisakan 10 mata pada setiap cabangnya.
Sebulan sebelum dipangkas tanaman
jangan diairi, agar pertumbuhannya terhambat. Kemudian dua sampai tiga hari
sebelum dipangkas tanaman diairi kembali sampai berbunga dan buahnya kelihatan
berpupur. Tanda tanaman anggur siap dipangkas, jika tunas yang masih muda
segera mengeluarkan air.
Tanaman muda membutuhkan banyak
air untuk pertumbuhannya, demikian pula tanaman anggur menjelang berbunga
sampai saat buahnya siap petik. Kalau tak ada hujan atau pengairan teknis,
tanaman itu harus disiram setiap hari minimal dua kali, yaitu pagi dan sore.
Penyiraman dihentikan menjelang buah dipanen.
Anggur yang penyiramannya
dilakukan setiap hari perlu diberi mulsa (penutup tanah dari jerami atau rumput
kering) setebal 5-10 cm.
Untuk mendapatkan buah anggur
yang seragam dan besar, 30-40 hari sesudah bunga mulai keluar, buah dalam satu
tandan (dompolan) dikurangi 6-40%, agar masaknya buah bisa merata dan ukuran
butiran buah besar-besar.
Sumber : TRUBUS – TH XXV –
AGUSTUS 1994
No comments:
Post a Comment