Logo Kabupaten Soppeng |
A. SEJARAH KABUPATEN SOPPENG
I.
PENDAHULUAN
Pengungkapan hari jadi Soppeng sangat besar arti dan maknanya,
baik bagi generasi saat ini maupun generasi mendatang, sehingga mereka dapat
memahami dan mengetahui kejayaan masyarakat Soppeng pada masa lalu, sebagai
acuan dalam membangun masa depan yang lebih baik.
II.
ASAL MULA NAMA SOPPENG
Asal mula nama Soppeng para pakar dan budayawan belum ada
kesepakatan bahwa dalam sastra bugis tertua I LAGALIGO telah tertulis nama
kerajaan Soppeng yang berbunyi :
“ IYYANAE SURE PUADA ADAENGNGI TANAE RI SOPPENG, NAWALAINNA SEWO -
GATTARRENG, NONI MABBANUA TAUWE RI SOPPENG, NAIYYA TAU SEWOE
IYANARO RI YASENG TAU SOPPENG RIAJA, IYYA TAU GATTARENGNGE IYANARO RIASENG TAU SOPPENG RILAU".
Berdasarkan naskah lontara tersebut diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa penduduk tanah Soppeng mulanya datang dari dua tempat yaitu sewo dan
Gattareng.
III.
PENGANGKATAN DATU PERTAMA KERAJAAN SOPPENG
Di dalam lontara tertulis bahwa jauh sebelum terbentuknya Kerajaan
Soppeng telah ada kekuasaan yang mengatur jalannya Pemerintahan yang berdasarkan kesepakatan 60 Pemuka
Masyarakat, hal ini dilihat dari jumlah Arung,
Sullewatang, Paddanreng, dan Pabbicara
yang mempunyai daerah kekuasaan sendiri yang dikoordinir olih LILI-LILI. Namun suatu waktu terjadi
suatu musim kemarau disana sini timbul huru-hara, kekacauan sehingga kemiskinan
dan kemelaratan terjadi dimana-mana olehnya itu 60 Pemuka Masyarakat bersepakat
untuk mengangkat seorang junjungan yang dapat mengatasi semua masalah tersebut.
Tampil Arung Bila mengambil inisiatif mengadakan musyawarah besar yang dihadiri
30 orang matoa dari Soppeng Riaja dan 30 orang Matoa dari Soppeng Rilau,
sementara musyawarah berlangsung, seekor burung kakak tua terbang mengganggu
diantara para hadirin dan Arung Bila memerintahkan untuk menghalau burung
tersebut dan mengikuti kemana mereka terbang. Burung Kakak Tua tersebut
akhirnya sampai di Sekkanyili dan ditempat inilah ditemukan seorang berpakaian
indah sementara duduk diatas batu, yang bergelar Manurungnge Ri Sekkanyili atau LATEMMAMALA
sebagai pemimpin yang diikuti dengan IKRAR, ikrar tersebut terjadi antara LATEMMAMALA dengan rakyat Soppeng.
Demikianlah komitmen yang lahir antara Latemmamala dengan rakyat
Soppeng, dan saat itulah Latemmamala menerima pengangkatan dengan Gelar DATU SOPPENG, sekaligus sebagai awal
terbentuknya Kerajaan Soppeng, dengan mengangkat Sumpah di atas Batu yang di
beri nama “ LAMUNG PATUE” sambil
memegang segenggam padi dengan mengucapkan kalimat yang artinya “isi padi tak akan masuk melalui
kerongkongan saya bila berlaku curang dalam melakukan Pemerintahan selaku Datu
Soppeng ”.
IV.
PERUMUSAN HARI JADI SOPPENG
Soppeng yang memiliki sejarah cemerlang dimasa lalu, dengan
memperhatikan berbagai masukan agar penempatan Hari Jadi Soppeng, diadakan
seminar karena kurang tepat bila dihitung dari saat dimulainya Pelaksanaan
Undang-undang Darurat Nomor 04 Tahun 1957, sebab jauh sebelumnya didalam
lontara, Soppeng telah mengenal sistem Pemerintahan yang Demokrasi dibawah
kepemimpinan Raja dan Datu. Maka dilaksanakanlah Seminar Sehari pada Tanggal 11
Maret 2000, yang dihadiri oleh para pakar, Budayawan, Seniman, Ahli Sejarah,
Tokoh Masyarakat, Alim Ulama, Generasi Muda dan LSM, dimana disepakati bahwa
hari Jadi Soppeng dimulai sejak Pemerintahan TO MANURUNGNGE RI SEKKANYILI atau LATEMMAMALA tahun 1261, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan
BACKWARD CONTING, dan mengusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Soppeng untuk dibahas dalam Rapat Paripurna dan mengesahkan untuk
dijadikan salam suatu Peraturab Daerah tentang Hari Jadi Soppeng.
V.
PENETAPAN HARI JADI SOPPENG
Dari
hasil rapat Paripurna Dewan perwakilan Rakyat Daerah kabupaten Soppeng, Tanggal
12 Maret 2001 telah menetapkan dan mengesahkan suatu Peraturan Daerah Kabupaten
Soppeng, Nomor 09 Tahun 2001, Tanggal 12 Maret 2001, bahwa Hari Jadi Soppeng
Jatuh pada Tanggal 23 Maret 1261. Ringkasan arti dari pemakaian Hari jadi
Soppeng yakni angka 2 dan angka 3, karena angka tersebut mempunyai makna
sejarah dan filosofi sebagai berikut :
1.
Angka 2 menunjukkan :
a.
Dua
ke Datuan yakni Soppeng Rilau dan Soppeng Riaja
b.
Dua
Tomanurung yaitu : TOMANURUNG RI
SEKKANYILI dan TO MANURUNG RI GORIE.
c.
Dua
Cakkelle/Burung Kakaktua yang memperebutkan setangkai padi, yang merupakan
petunjuk para matoa yang bermusyawarah mengatasi krisi kelaparan, akhirnya
menemukan Tomanurungnge RI SEKKANYILI
d.
Dua
Pegangan hidup yaitu kejujuran dan keadilan.
e.
Dua
hal yang tidak bisa dihindari yaitu nasib dan takdir.
f.
Dua
tanranna namaraja tanaE
- Seorang pemimpin harus jujur dan pintar
- Masyarakat hidup aman, tentram dan damai.
2. Angka 3 menunjukkan :
a. adanya perjanjian 3 kerajaan
yaitu : Bone, Soppeng dan Wajo yang dikenal dengan Tellu PoccoE.
b. Taring Tellu Menunjukkan tempat
bertumpu yang sangat kuat dan stabil.
c. TELLU
RIALA SAPPO,
yaitu TAUE RIDEWATAE, TAUE RI WATAKKALE,
TAUE RI PADATTA RUPA TAU.
d. TELLU
EWANGENNA LEMPUE,
yaitu kejujuran, kebenaran dan keteguhan.
3. Angka Dua Tellu bermakna :
a. Dua Tellu bermakna antara lain murah reski.
b. – Dua temmasarang, artinya Allah dan hambanya tidak pernah berpisah.
- Tellu temmalaiseng, artinya Allah Malaikat dan hamba selalu bersama-sama.
c. Tellu Dua Macciranreng, Tellu- Tellu Tea Pettu bermakna berpintal dua sangat rapu, berpintal tiga tidak akan putus.
d. – Mattulu Parajo Dua Siranreng teppettu sirangreng.
- Marutte Parajo, Mattulu Tellu Tempettu Silariang, bermakna tidak saling membohongi, nanti akan putus jika putus bersama.
a. Dua Tellu bermakna antara lain murah reski.
b. – Dua temmasarang, artinya Allah dan hambanya tidak pernah berpisah.
- Tellu temmalaiseng, artinya Allah Malaikat dan hamba selalu bersama-sama.
c. Tellu Dua Macciranreng, Tellu- Tellu Tea Pettu bermakna berpintal dua sangat rapu, berpintal tiga tidak akan putus.
d. – Mattulu Parajo Dua Siranreng teppettu sirangreng.
- Marutte Parajo, Mattulu Tellu Tempettu Silariang, bermakna tidak saling membohongi, nanti akan putus jika putus bersama.
4. Dipilihnya Bulan Tiga atau Maret karena :
a. Bulan Terbentuknya Kabupaten Soppeng
b. Bulan Pelaksanaan Seminar hari Jadi Soppeng.
a. Bulan Terbentuknya Kabupaten Soppeng
b. Bulan Pelaksanaan Seminar hari Jadi Soppeng.
5. Selain itu angka dua atau
tiga juga bermakna :
- jika angka 2 + 3 = 5 yang berarti :
a. makna kata dalam huruf karawi lambing Daerah yaitu ADE, RAPANG, WARI, BICARA, SARA ’
b. Rukun Islam
c. Pancasila
- jika angka 2 X 3 = 6 yang bermakna : Rukun Islam
- jika angka 2 + 3 = 5 yang berarti :
a. makna kata dalam huruf karawi lambing Daerah yaitu ADE, RAPANG, WARI, BICARA, SARA ’
b. Rukun Islam
c. Pancasila
- jika angka 2 X 3 = 6 yang bermakna : Rukun Islam
6. Dipilihnya tahun 1261 adalah
menggunakan BACKWARD COUNTING, yaitu pemerintahan Datu Soppeng pertama TAU MANURUNGNGE RI SEKKANYILI atau LATEMMAMALA pada tahun 1261. sehingga dengan demikian hari jadi
Soppeng ditetapkan pada tanggal 23 Maret 1261.
IV.
PENUTUP
Demikianlah sekaligus sejarah singkat Hari jadi soppeng, untuk
diperingati setiap Tahun oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng bersama seluruh
masyarakat untuk bersama-sama dalam melaksanakan kegiatan dan mengisi
Pembangunan, sekaligus kita bangga sebagai warga Masyarakat Soppeng dalam suatu
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. ARTI
DAN MAKNA LAMBANG KABUPATEN SOPPENG
lambang Kab. Soppeng |
1. Dalam mytologie pembentukan pemerintahan teratur, pertama burung
kakatua digambarkan sebagai duta pembawa berita sehingga diketemukan Raja pertama
dari Soppeng yang membawa daerah ini kepada keamanan, keadilan dan kemakmuran.
2. Kabupaten Soppeng dari dahulu adalah daerah agraris menyebabkan
rakyatnya makmur dan dapat mengekspor bahan pangan seperti beras, jagung,
kedele, kacang tanah, wijen. Begitu pun tanaman-tanaman tahunan seperti
tembakau, bawang dan lain-lain.
3. a. "Karawi " adalah
hiasan kanak-kanak yang di gantung didadanya, biasanya diberikan ukiran-ukiran
merupakan azimat.
b. Lukisan tengah dari karawi
ini, merupakan gambar bunga yang bertajuk lima,
melambangkan azimat Kabupaten Soppeng.
c. Lukisan pinggir karawi merupakan kata bahasa daerah yang diambil
dari kalimat berbunyi : "Eppamua Parajai Tanah, Iyami
Naripagenne Lima Rirapimami AsellengengE Naritambaina Koritu Sara, Iyanaritu :
Pammulanna Ade Maduanna Rapang, Matellunna Bicara, Maeppana Wari, Malimanna
Sara”.
d. Makna kata-kata
adat itu adalah :
Ade, maknanya keselarasan guna
kebaikan umum
Rapang, maknanya hukum/pedoman
Bicara, maknanya mufakat kepada yang bernilai tinggi atau peradilan
Wari, maknanya pembidangan dan pembatasan untuk ketegasan batas-batas dan kedudukan tiap sesuatu
Sara, maknanya hukum agama
Rapang, maknanya hukum/pedoman
Bicara, maknanya mufakat kepada yang bernilai tinggi atau peradilan
Wari, maknanya pembidangan dan pembatasan untuk ketegasan batas-batas dan kedudukan tiap sesuatu
Sara, maknanya hukum agama
Sesungguhnya
kelima azas ini menjadi petunjuk dalam setiap bidang kehidupan.
4. a.
Semboyan ini berasal dari kalimat amanat masyarakat kepada pucuk
pimpinan pemerintahan dikala pelantikannya. Dahulu diucapkan oleh Matoa Bila atas nama rakyat kepada Datu
yang menerima pemerintahan kekayaan Soppeng antara lain berbunyi : "Dongirikeng temmatipa, salipurikkeng
temmadinging, wessekkeng temmakap".
b. Arti semboyan ini :
Dongiri
Temmatipa, yaitu
membimbing dan para pejabat pemerintah setiap waktu memberikan perhatian kepada
karya rakyat dan dimana perlu memberi bimbingan kepada kesempurnaannya supaya
kerja itu membawa hasil yang menguntungkan. Salipuri Temmadinging, yaitu memelihara kesehatan
badaniah dan bathiniah. Di maksud agar pejabat pemerintah mengusahakan pengadaan
sandang, perumahan dan pendidikan, supaya rakyat dengan segala kegiatannya
dapat dilaksanakan dengan baik. Hendaknya dipergunakan semboyan "Beribadatlah agar dalam tubuh yang
sehat bersemayam jiwa yang sehat".
Wesse Temmakapa, yaitu mengusahakan kerukunan
dan kedamaian antara semua golongan dan anggota-anggota masyarakat supaya
masyarakat itu merupakan kesatuan tenaga yang besar guna menghadapi setiap
kerja pembangunan.
Hubungan
semboyan dongiri temmatipa dan wessetemmakapa mengisyaratkan bahwa pengadaan
bahan pangan rakyat mendapat perhatian sepenuhnya guna kemajuaannya dimana
daerah ini terkenal dengan julukan lumbung padi.
5. Warna
Lambang :
Latar
belakang warna biru muda
Bulu
kakatua warna putih, paru dan kaki warna abu-abu
Padi warna kuning emas
Buah Kapas : a. Bijinya warna putih. b. Kelopaknya warna kuning muda.
Karawi warna kuning emas dan huruf bugisnya warna hitam
Pita dibawah lambang warna merah dan huruf bugisnya warna putih.
Padi warna kuning emas
Buah Kapas : a. Bijinya warna putih. b. Kelopaknya warna kuning muda.
Karawi warna kuning emas dan huruf bugisnya warna hitam
Pita dibawah lambang warna merah dan huruf bugisnya warna putih.
6. Kata-kata bahasa daerah dalam lukisan karawi, begitupun
semboyang diatas pita diukir dengan bahasa daerah dan huruf lontara (daerah)
yang menggambarkan kebudayaan daerah yang sudah tua umurnya.
Sumber : http://www.depdagri.go.id
No comments:
Post a Comment